Jika diibaratkan
sebuah bus yang semua penumpang didalamnya ingin duduk di bagian depan, mungkin
hanya akulah yang akan melenggang sendiri ke kursi bagian belakang. That’s how
I face competition. It doesn’t mean that I don’t like it being in front line,
but sometimes I just think that tidak semuanya akan muat untuk duduk di depan. Apa
salahnya mengisi kekosongan di belakang jika itu lebih baik. Toh, bisa
melakukan apapun sebebasnya tanpa takut tersikut. Mungkin ini hanyalah karena
kepribadianku yang pragmatis. Aku tidak suka kompetisi, sekecil apapun itu. Aku
lebih suka mencari kedamaianku sendiri, lebih dari apapun. Mungkin jika semua
orang di dunia ini seperti aku, dunia ini akan terlalu damai (dan mungkin itu
akan buruk, bagi sebagian orang).
Jika Homo Homini Lupus memang berlaku, maka aku bukanlah salah satu dari si Homo Homini Lupus. Aku lebih suka mengalah walaupun aku bisa membuat diriku jadi pemenang. Karena aku benci kompetisi, bukan berarti aku tidak akan berusaha. Aku berusaha, tapi mungkin tidak sekeras mereka. Tidak sekeras mereka, bukan berarti aku mudah menyerah. Tapi karena aku terlebih dulu sadar dari mereka bahwa bukan ini yang aku cari. Aku tidak menginginkan berada di ruang yang dimana semua akan ‘mendorong’ku. Hal se-positif apapun, jika aku tidak menghendakinya untuk terjadi, itu hanya akan mengecewakan mereka yang mendorongku. Tapi tidak akan mengecewakan bagiku. Lagi, aku akan mengacuhkan kompetisi dan berjalan sesuai kehendakku. Karena kompetisi selalu memiliki rule dan role.
Aku adalah kehidupan yang tidak bisa dikekang
oleh si aturan yang terlalu menuntut peranku. Well, aku bisa saja masuk
kedalamnya, tapi aku menolak untuk terikat. Aku tidak suka jika peranku menjadi
terlalu besar. Bukan berarti karena aku takut akan tanggungjawab.
Tanggungjawab? Hhh.. aku sendiri pun belum tahu jawab atas hidup yang Tuhan
tanggungkan padaku. Bertanggungjawab berarti kau akan mengambil lagi scenario
baru dari tanganNya dan menjalaninya. Sekecil apapun itu. Tegas? Ok. Aku akui aku tidak tegas. Terhadap
orang lain. Tegas hanyalah untuk diriku sendiri. And, am abit stubborn. Cuek?
Haha, mungkin aku jauh lebih cuek dari rumput yang hanya bisa bergoyang disana.
Cuek bukan berarti aku tidak pernah peduli. Aku peduli. Hanya saja when am not
really care about something, itu karena hal tsb bukan prioritasku. [Note: Dan
gw males banget yang namanya disuruh notice orang yang lagi merhatiin gw sambil
bisik2 gak jelas]. Please anybody, jangan buat aku peduli pada hal se-hoam itu.
Jadi, kalo gw cuek sama lu, lebih baik lu tanya diri sendiri dulu “siapa gue”
sambil nunjuk diri lu sendiri, gitu. (LOL jk..)
I never try to notice someone,
you know. It’s so wasting my time. Just let ‘em says anything about you. Maybe
they can earn much money from that (LOL). Tulisan makin kebawah makin gak
jelas, kea orangnya. Akhir kata, hoam~. Bye.
No comments:
Post a Comment